Sabtu, 03 Juni 2017

Lain Ucapan, Lain Perbuatan



(Reportase Ke-4, Pesantren Ramadhan Bersama Habib Fuad Salim, LC. di SMK Bistek, Bekasi, 3 Juni 2017)

narkobacandu.blogspot.co.id – Habib Fuad kemudian mengajak para peserta pesantren Ramadhan untuk muhasabah atau mengevaluasi diri masing-masing.


Kita mengaku beriman kepada Allah, kita yakin bahwa firman Allah dalam al Quran adalah kebenaran yang nyata tapi perilaku kita selama ini justru malah berbanding terbalik.


“Minta ampunlah kepada Allah,” ujar Habib Fuad kepada seluruh siswa/i SMK Bistek, Bekasi yang hadir. “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segala apa saja perbuatan yang telah kita lakukan selama ini.”

Sontak para peserta meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu. Bahkan ada yang menangis dan menjerit di antara mereka.

Dengan penuh kekhusyuan Habib Fuad melantunkan kata-katanya, “Kita bilang, kita yakin dan beriman kepada Allah tetapi kita malah terus melakukan maksiat pada-Nya.” Para peserta pun semakin menangis histeris.

“Yang pernah berzina. Yang pernah mabuk-mabukan. Yang suka menyakiti hati orang tua, guru, teman, dan orang-orang sekitar segeralah bertaubat sepenuh hati kepada Allah.”

Habib Fuad lalu mengutip firman Allah pada surat ar Rohman ayat 37-38, “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. (37). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (38)”.

Habib Fuad kemudian mengajukan pertanyaan, “Untuk apa kita semua kita beriman dan meyakini semua firman Allah yang ada di dalam al Quran ini?”

Para peserta belum memiliki jawaban yang pas atas pertanyaan yang diajukan tersebut. Maka Habib Fuad pun mengutip surat ar Ra`d ayat 2, “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.”

Melalui akhir ayat di atas jelaslah bahwa kita selama ini beriman dan meyakini seluruh firman Tuhan, baik firman yang kauniyah dan yang qouliyah adalah supaya kita menjadi semakin yakin dengan pertemuan dengan Tuhan, Sang Kekasih Sejati yang sangat kita rindukan selama hidup di dunia ini.

(Mohamad Istihori, Jakarta, 4 Juni 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar