Suasana program penjangkauan "Sahabat Madani" di Jonggol. |
narkobacandu.blogspot.co.id
– Jam di ruang Ustadz (Ust.) menunjukan
pukul 06.35 WIB. Sambil menunggu kedatangan Ust. Samsul dan Ust. Ade yang masih
dalam perjalanan menuju Panti
Rehabilitasi Narkoba, Madani Mental Health Care, Ust. Yuki memastikan lagi
pelengkapan yang akan dibawa benar-benar sudah lengkap. Dari sound, kabel rol,
spanduk, alat tes urin, bundle calon santri, buku Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari,
Psikiater, dan tentunya tikar untuk alas. Sebab, konsep tempat acaran adalah
duduk lesehan.
Beberapa
menit kemudian, Ust. Ade dan Ust. Samsul pun datang. Tidak menunggu lama
kamipun langsung berangkat menuju parkiran mobil sambil membawa perlengkapan
yang sudah kami persiapkan sebelumnya.
Tepat
pukul 07.05 WIB, kami berangkat menuju lokasi “Program Penjangkauan Bahaya
Penyalahgunaan Miras dan Narkoba” di Jonggol, kabupaten Bogor. Program
penjangkauan ini diperuntukkan bagi para sahabat Madani yang terlibat dalam
masalah penyalahgunaan miras dan narkoba.
Sesuai
dengan hasil rapat sebelumnya, untuk tim yang berangkat terdiri dari lima orang:
Ust. Yuki, Ust. Ade, Ust. Samsul, Ust. Yanto, dan Ust. Harid Isnaeni (penulis).
Ust. Yanto sudah berada di lokasi. Ia berangkat lebih dulu pada waktu malam
untuk memastikan tempat dan koordinasi dengan calon para sahabat Madani
tersebut yang akan dijangkau.
Pukul
09.25 WIB, kami tiba di lokasi, di Taman Rusa, Desa Buana Jaya, Kampung
Nanggung, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor di tepi sungai Cibeet. Suasana
segar dan sejuk begitu terasa. Kami berada di bawah pepohonan tinggi dan bunyi
aliran air Cibeet begitu bersahabat. Ust. Yanto dari kejauhan melambaikan
tangan dan langsung menghampiri dan membawa kami ke lokasi acara.
Sesampainya
di lokasi, sambil menunggu peserta yang kami undang untuk datang pukul 10.00
WIB, kami pun mempersiapkan perlengkapan, seperti memasang spanduk,
mempersiapkan buku untuk dibagikan, mempersiapakan bundle calon santri,
memasang sound, dan menggelar tikar.
Pukul
10.05 WIB, para peserta sudah mulai berdatangan. Walaupun belum semua peserta
berkumpul (ada yang masih dalam perjalanan), acarapun dimulai sambil menunggu
yang belum datang.
Sebagai
pembawa acara, Ust. Harid membuka acara dan dilanjutkan beberapa sambutan.
Sambutan pertama, dari Ust. Ade CH. Dalam sambutan ayah dua anak ini memaparkan
kemadanian.
Dari
Madani itu apa, program-programnya,
program penjangkauan, dan ia menutup sambutan dengan membuka sesi pertanyaan
bagi para peserta sambil menceritakan berbagai kejadian yang pernah dialami
selama bergabung dengan Madani.
Sambutan
berikutnya dari Ust. Yanto (koordinator program penjangkaun daerah Bogor). Ia
berterima kasih kepada para peserta yang sudah bersedia datang. Selain itu, ia
juga memaklumi mereka yang sudah diundang, namun belum hadir. Ia berharap mereka
yang belum sempat datang dapat hadir pada pertemuan berikutnya.
Sambutan
ketiga dari perwakilan peserta, sebut saja namanya Darco. Ia menyampaikan
terima kasih kepada Madani sambil menceritakan penyalahgunaan miras dan narkoba
yang dialami dan fenomena akhir-akhir ini. Pria berbadan tegak dan berkaca mata
itu menceritakan hubungan pengaruh lingkungan dan peran fungsi keluarga dengan
penyalahgunaan miras dan narkoba.
Acara
dilanjutkan dengan edukasi bahaya penyalahgunaan miras dan narkoba yang
disampaikan Ust. Samsul. Ayah dari Avisena itu menunjukan buku karangan Prof. Dr. dr. H.
Dadang Hawari, Psikiater yang sudah dibagikan ke peserta.
Ust.
Samsul juga menyampaikan strategi pencegahan penyalahgunaan miras dan narkoba, mengharapkan
agar para peseta menjadi agen-agen BPSS untuk komunitas masing-masing.
Setelah
materi, acara dilanjutkan dengan diskusi santai. Lalu, doa yang dipimpin Ust. Yuki.
Setelah doa, dilanjutkan dengan konseling individu dari peserta dengan para Ust.
dari Madani yang dilanjutkan dengan makan bersama-sama di pinggir sungai
Cibeet.
(Harid Isnaini)
Minggu, 22 Mei 2016
Minggu, 22 Mei 2016
Tepi
sungai Cibeet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar