Orang
Belanda rata-rata tidak memiliki keluarga sebesar orang Indonesia. Orang
Belanda harus hidup sendirian tanpa suku, tanpa saudara, tanpa pengurus RT,
tanpa jemaat gereja atau mesjid atau keluarga yang sedekat atau seakrab
keluarga orang Indonesia.
Orang
tua Belanda siapkan anak bule mereka untuk kehidupan individualis. Agar anak-anak
bisa berhasil dalam kehidupan mereka, mereka sejak usia dini sudah diajari
menghadapi berbagai situasi dan tantangan dengan norma sangat praktis dan
bermanfaat yang diajari orang tua sejak kecil.
Orang
Indonesia dikirim ke pak Kiayi atau ustadz di mana mereka disuruh menghafal
banyak ayat. Di sekolah mereka diajari bahasa Inggris bertahun-tahun namun
jarang mereka bisa berbicara dengan lancar. Pendidikan di Indonesia berdasar
menghafal saja. Murid Indonesia bisa jadi pintar sekali kalau mereka pandai
menghafal.
Sumber Rezeki berbeda
Di
Belanda anak-anak diajari meraih prestasi sendiri, berdasar prinsip yang
bermanfaat, tanpa bantuan siapa-siapa. Sedangkan di Indonesia, rezeki pasti
jalan melalui teman, dukun, tetangga, paman, saudara sepupuk, keponakan, rekan
kerja, atau fulus.