Selasa, 05 April 2016

Mencegah Kekambuhan Pecandu Narkoba

Jangan sampai relaps narkoba!
Proses pemulihan para pasien pecandu narkoba mendapatkan halangan dikarenakan simpang siurnya teori dasar dalam mekanisme munculnya kecanduan narkoba pada seseorang. Alhasil program rehabilitasi terhadap para pecandu narkoba pun memiliki berbagai metode dan terapi.

Sebagian pihak berpendapat bahwa pecandu narkoba hanya mempunyai problem kecanduan secara biologis, atau cuma probem psikologis, cuma problema sosiologis, dan sebagian yang lain beranggapan kecanduan narkoba hanya problem spiritual/moral.

Terpecahnya metode rehabilitasi untuk para pecandu narkoba inilah yang bagi Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater justru menjadi alasan melambungnya jumlah angka relaps (kambuh) pada pasien pecandu narkoba setelah mereka menyelesaikan program rehabilitasi narkobanya.

Oleh karena itu, metode dan paradigma rehabilitasi narkoba yang terpadu (holistik) sudah saatnya untuk diterapkan di berbagai tempat-tempat pusat panti rehabilitasi narkoba. Howard Clinebell berpendapat pada makalahnya “Basic Spiritual Need: The Role of Religion In the Prevention and Treatment of Addictions the Growth and Counseling Prespectives”, para pasien pecandu narkoba mempunyai problema pada kesehatan spiritualnya.

Konsistensi pada ajaran agama (terapi spiritual) bisa mencegah seorang pecandu narkoba dari faktor relaps (kambuh) memakai narkoba lagi. Kendler pada penelitiannya “Religion, Psychopatology, and Substances Use and Abuse”, dimensi agama memiliki fungsi yang tidak boleh diabaikan dalam proses rehabilitasi dan terapi bagi pasien pecandu narkoba.

Penelitian Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari,Psikiater ikut mendukung berbagai pendapat di atas. Ia menyampaikan dalam penelitian “Pendekatan Psikiatrik Klinis Pada Penyalahgunaan Zat”, korelasi dimensi beragama dengan faktor relaps sangat bergantung pada seberapa berkomitmenkah seseorang pada ajaran agama yang ia yakini.

Sehingga perpaduan dimensi biologis-psikologis-sosiologis-spiritual (BPSS) dapat meminimalisir seorang pecandu narkoba untuk relaps hingga pada angka 12,21%. Apalagi kalau pasien dapat konsisten menjalankan ajaran ibadah dalam agamanya maka angka kekambuhannya dapat lebih kecil hingga mencapai 6,82%.


Lain hasilnya, menurut Pattison pada 1980, jika pasien pecandu narkoba tidak dapat menjalankan dan berkomitmen dalam beragama, maka potensi dia akan menggunakan narkoba meningkat tajam menjadi 43,9%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar