Senin, 04 Desember 2017

Kepedulian Bro Indra terhadap ODHA

(Catatan 3, Memeringati HAS 1 Desember 2017)

As salamu `alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Selamat pagi. Salam sejahtera buat kita semua. Perkenalkan saya Bro Indra. Nama lengkap saya sebenarnya sih Indra Wira Setya. Namun yang sering dan akrab dipanggil oleh rekan-rekan kerja saya disebut Bro Indra. Saya praktisi di bidang penanganan narkoba dan skizofrenia dan juga tentang mereka yang terkena virus HIV/AIDS (ODHA).

Di pagi ini perkenaan saya untuk menyampaikan beberapa informasi berkaitan dengan Hari AIDS Sedunia (HAS) yang bertemakan bahwa kami peduli kepada ODHA. Tahun 2017 ini banyak hal-hal yang dilakukan oleh pemerintah maupun instansi tempat berkenaan dengan banyaknya stigma dan diskriminasi yang dilakukan dan yang terjadi di lingkungan masyarakat sendiri dengan adanya permasalahan sosial yaitu HIV/AIDS.

HIV/AIDS sudah sering disampaikan oleh berbagai instansi dan stakeholder yang ada terkait HIV/AIDS. HIV adalah virus. AIDS adalah kumpulan penyakit yang diawali dari virus HIV itu sendiri. Masih banyak karut marutnya pemahaman masyarakat tentang HIV itu sendiri. Masih banyak masyarakat yang belum mampu membedakan mana HIV dan mana AIDS.

Sering dikatakan AIDS adalah penyakit kutukan. Penyakit yang menyebabkan keluarga malu dan akhirnya ia menjadi sering menutup diri dan berdampak pada masalah sosial, psikis, dan juga pada akhirnya berdampak pada pergaulannya. Sangat disayangkan tahun 2017 masih ada orang yang terintimidasi dengan stigma dan diskriminasi.

Apa itu HIV? HIV adalah Human Immunodeficiency Virus. Di mana virus sudah menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang yang menyebabkan akan timbulnya kumpulan penyakit yang akan menyebabkan kematian. Di situlah disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tapi sangat disayangkan apabila kita sudah paham dengan apa yang disebut HIV dan AIDS tapi tidak memahami apa sesungguhnya yang terjadi ketika orang terkena HIV/AIDS.

Tidak semua ODHA hidup menderita. Mereka tidak harus terkapar. Mereka tetap bisa beraktivitas. Mereka mempunyai hak untuk hidup. Mereka menjadi orang-orang yang saling sayang. Saya juga salah satu pendamping ODHA. Saya tidak pernah mengatakan mereka menderita. Mereka lebih survive dibandingkan orang lain. Kenapa? Karena mereka tahu bahwa kehidupan dan umur mereka sudah berada dalam genggaman malaikat pencabut nyawa.


(Editor: Mohamad Istihori)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar