Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Meski Terlambat.......
Sebarkan...
Astaghfirulloh.
Majlis Adzikra memutuskan untuk "MENGGANTI SEMUA Al Qur’an TERJEMAHAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN Al Qur’an Tarjamah Tafsiriyah hasil publikasi MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA (MMI)".
MMI menemukan 3229 KESALAHAN PENERJEMAHAN DIANTARA 6236 Ayat Al Qu’ran dalam terjemah Qur’an KEMENTRIAN AGAMA (KEMENAG)
Beberapa contoh tarjamah harfiyah Qur’an DEPARTEMEN AGAMA:
“Dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekkah)..”(QS Al-Baqarah, 2: 191)
Versi Qur’an Tarjamah Tafsiriyah MMI:
“Wahai kaum Mukmin, perangilah musuh-musuh kalian dimanapun kalian temui mereka di medan perang dan dalam masa perang. Usirlah musuh-musuh kalian dari negeri tempat kalian dahulu diusir.”
Arifin Ilham menegaskan upaya koreksi ini harus terus disuarakan dan digulirkan tanpa maksud memusuhi Kemenag. “Perbaikilah terjemahan itu,” himbaunya.
Contoh kekeliruan lainnya dari terjemah Qur’an KEMENTERIAN AGAMA ada pada surat Al Ahzab ayat 51 yang berbunyi:
“Kamu boleh manangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki di antara mereka(istri-istrimu) dan (boleh pula) menggauli siapa saja yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu…”
Sedangkan versi Al Qur’an Tarjamah Tafsiriyah MMI:
“Wahai Nabi, engkau boleh menangguhkan giliran bermalam bagi istrimu mana saja yang engkau kehendaki. Engkau boleh mendahulukan giliran bermalam bagi istrimu mana saja yang engkau kehendaki. Kamu tidak berdosa meminta penukaran jadwal giliran bermalam kepada siapa saja diantara istrimu. Kebebasan yang Allah berikan kepadamu untuk mendahulukan atau mengakhirkan giliran bermalam bagi istri-istrimu lebih dapat menenangkan hati mereka dan tidak membuat mereka sedih…”
Selain itu, Arifin Ilham juga mengatakan lahirnya Tarjamah Tafsiriyah adalah sengatan bagi umat Islam agar gigih kembali mentadaburi Al Qur’an.
“Semuanya selamat karena ummat Islam Indonesia tidak mau mengamalkanya. Kalau mengamalkan Qur’an Tarjamah Depag bisa jadi teroris semua, mestinya negara terimakasih kepada MMI,” ujarnya.
Dalam dialog MMI dan Tim Kemenag tgl 16 Ramadhan 1431H, Tim Kemenag mempersilahkan pihak MMI supaya segera menerbitkan Terjemah Tafsiriyah Al-Quran yang telah disusun. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang menilai dan memilih sendiri, benar atau tidaknya terjemahan Al-Quran yang ada.
-------------------
Yuk kita SEBARKAN...agar kita tetap menjaga Al Qur'an dari tafsir2 yg membelokan arti sesungguhnya..ingat Qur'an dalam janji Allah SWT..tetap dijaga kesuciannya oleh Allah SWT(baik ayat2nya maupun penafsirannya dr tangan2 laknatullah)
---------------------
Sumber:
http://www.islampos.com/arifin-ilham-amalkan-terjemah-quran-kemenag-umat-islam-bisa-jadi-teroris-72203/
http://www.arrahmah.com/read/2011/05/04/12252-kemenag-akhirnya-mengakui-kesalahan-terjemah-al-quran.html
Sabtu, 10 Desember 2016
Sabtu, 03 Desember 2016
Tentang Aksi 212
Ya Alloh nangis baca ini
Tulisan Joni A Koto, Arsitek, Urban Planner, alumni ITB 1993- 1
Desember 2016
Cerita Inspiratif buat kita2 yg merasa sudah 'cukup' beragama..
Adalah saya akan tak ikut lagi aksi 212..?
Saya anggap dunia adalah soal bagaimana hidup dan cari kehidupan..
bagaimana menikmati dan lebih baik dari manusia lain, bagaimana bisa punya
status baik, dihargai dgn apa yg dipunya dan sedikit jalan2 menikmati dunia..
Saya anggap orang yg maju dalam agama itu adalah yg berfikiran luas dan penuh toleransi, saya anggap tak perlulah terlalu fanatis akan sesuatu, tak perlu reaktif akan sesuatu, keep calm, be cool.. Janganlah sesekali dan ikut2an jadi orang norak.. ikut kelompok jingkrang2 dan entah apalah itu namanya..
Saya tak ikut aksi bela agama ini itu. Kalian jgn usil, jgn pikir dgn
kalian-ikut dan saya-tidak artinya kalian masuk syurga dan saya tidak..! Saya
ini beragama lho, saya ikut berpuasa, saya bersedekah dan beramal.. Saya bantu
orang2, bantu saudara2 saya juga,, jgn kalian tanya2 soal peran saya ke
lingkungan, kalian lihat orang2 respek pada saya, temanpun aku banyak.. tiap
kotak sumbangan aku isi..
Sabtu, 08 Oktober 2016
Senin, 19 September 2016
Orang Belanda dan Orang Indonesia Memang Beda Prinsip
Orang
Belanda rata-rata tidak memiliki keluarga sebesar orang Indonesia. Orang
Belanda harus hidup sendirian tanpa suku, tanpa saudara, tanpa pengurus RT,
tanpa jemaat gereja atau mesjid atau keluarga yang sedekat atau seakrab
keluarga orang Indonesia.
Orang
tua Belanda siapkan anak bule mereka untuk kehidupan individualis. Agar anak-anak
bisa berhasil dalam kehidupan mereka, mereka sejak usia dini sudah diajari
menghadapi berbagai situasi dan tantangan dengan norma sangat praktis dan
bermanfaat yang diajari orang tua sejak kecil.
Orang
Indonesia dikirim ke pak Kiayi atau ustadz di mana mereka disuruh menghafal
banyak ayat. Di sekolah mereka diajari bahasa Inggris bertahun-tahun namun
jarang mereka bisa berbicara dengan lancar. Pendidikan di Indonesia berdasar
menghafal saja. Murid Indonesia bisa jadi pintar sekali kalau mereka pandai
menghafal.
Sumber Rezeki berbeda
Di
Belanda anak-anak diajari meraih prestasi sendiri, berdasar prinsip yang
bermanfaat, tanpa bantuan siapa-siapa. Sedangkan di Indonesia, rezeki pasti
jalan melalui teman, dukun, tetangga, paman, saudara sepupuk, keponakan, rekan
kerja, atau fulus.
Sabtu, 17 September 2016
Sabtu, 03 September 2016
Memilih Proses Pemulihan, Memilih Kehidupan
Oleh: Indra Wirasetya
Sepenggal cerita di Klinik Prof. Dadang Hawari pada sore hari.
Pola dari pengerusakan terhadap diri sendiri berubah menjadi suatu kebutuhan. Tidak ada harapan untuk kita dalam adiksi aktif. Beberapa dari kita merasakan kehampaan setiap waktu kita memakai narkoba.
Gaya hidup kita yang tidak sehat akan menempatkan kita pada risiko hidup yang cukup tinggi dalam penderitaan. Kehidupan seorang pecandu miras dan narkoba, contohnya, cukup dibilang tinggi karena dosis konsumsi miras dan narkobanya yang terus bertambah setiap hari.
Di dalam proses pemulihan, pola pertama yang dapat diubah seorang pecandu adalah dengan mengubah pola kehidupan sehari-harinya. Dari pola hidup yang penuh dengan risiko menjadi pola hidup yang benar-benar bersih dari drugs (narkoba). Hal inilah yang dapat menjadi awal dari perjalanan hidupnya.
Sepenggal cerita di Klinik Prof. Dadang Hawari pada sore hari.
Pola dari pengerusakan terhadap diri sendiri berubah menjadi suatu kebutuhan. Tidak ada harapan untuk kita dalam adiksi aktif. Beberapa dari kita merasakan kehampaan setiap waktu kita memakai narkoba.
Gaya hidup kita yang tidak sehat akan menempatkan kita pada risiko hidup yang cukup tinggi dalam penderitaan. Kehidupan seorang pecandu miras dan narkoba, contohnya, cukup dibilang tinggi karena dosis konsumsi miras dan narkobanya yang terus bertambah setiap hari.
Di dalam proses pemulihan, pola pertama yang dapat diubah seorang pecandu adalah dengan mengubah pola kehidupan sehari-harinya. Dari pola hidup yang penuh dengan risiko menjadi pola hidup yang benar-benar bersih dari drugs (narkoba). Hal inilah yang dapat menjadi awal dari perjalanan hidupnya.
Kamis, 25 Agustus 2016
Diagnosa Ganda: Miras/Narkoba dan Skizofrenia
narkobacandu.blogspot.com
– Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Cancerellaro, Larson, dan Wilson pada
1982 terhadap para pasien miras, narkoba, dan skizofrenia menyatakan bahwa
mereka itu memiliki komitmen agama yang sangat kurang.
Dalam
penelitian tersebut diperoleh data bahwa terapi medik-psikiatrik yang diberikan
tidak memperoleh hasil yang maksimal bila tanpa disertai dengan terapi
keagamaan (psikoreligius), berupa doa dan dzikir.
Terapi
akan lebih baik dan maksimal apabila kedua dimensi tersebut disinergikan atau
dipadukan. Temuan ini menunjukkan bahwa agama dapat berperan sebagai pelindung
dan bukanlah sebuah penyebab munculnya masalah (religion may have actually been protective rather than problem
producing).
Selasa, 02 Agustus 2016
Kamis, 28 Juli 2016
Sabtu, 23 Juli 2016
Sakawnya Pecandu Obat Tidur
narkobacandu.blogspot.co.id
– Bagi pecandu obat tidur yang dihentikan pemakaiannya akan memunculkan gejala
sindrom putus obat tidur atau yang biasa disebut oleh masyarakat awam dengan
istilah sakaw.
Adapun
berbagai gejala sakaw yang biasa dialami para pecandu obat tidur di antaranya
adalah sebagai berikut:
1)
Mual dan muntah
2)
Kelelahan umum atau keletihan
3)
Hiperaktivitas saraf otonom sehingga tekanan darahnya naik (hipertensi), berdebar-debar,
dan berkeringat
4)
Muncul ketakutan dan kegelisahan
Kamis, 14 Juli 2016
SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI SOEMARNO
(KADO 1 TAHUN PEMERINTAHAN)
Selamat pagi/siang/sore/malam, Pak Jokowi dan Bu Rini.
Semoga bapak dan ibu tetap sehat meski saya yakin anda berdua pasti super sibuk.
Banyak sekali urusan yang membuat bapak dan ibu terpaksa terlibat di dalamnya.
Bagi-bagi sembako dan kartu sakti pun harus pak Jokowi yang turun langsung.
Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika Serikat dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport Mc Moran, di Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua itu menyita pikiran bapak, bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu bisa “ramah” menyambut kedatangan bapak.
Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun, harus bu Rini yang menelpon Kapolri. Belum lagi Ibu Rini harus kerja keras agar proyek kereta cepat kerja sama dengan china bisa berjalan sesuai rencana.
Selamat pagi/siang/sore/malam, Pak Jokowi dan Bu Rini.
Semoga bapak dan ibu tetap sehat meski saya yakin anda berdua pasti super sibuk.
Banyak sekali urusan yang membuat bapak dan ibu terpaksa terlibat di dalamnya.
Bagi-bagi sembako dan kartu sakti pun harus pak Jokowi yang turun langsung.
Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika Serikat dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport Mc Moran, di Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua itu menyita pikiran bapak, bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu bisa “ramah” menyambut kedatangan bapak.
Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun, harus bu Rini yang menelpon Kapolri. Belum lagi Ibu Rini harus kerja keras agar proyek kereta cepat kerja sama dengan china bisa berjalan sesuai rencana.
Kamis, 30 Juni 2016
Tertarik dengan Program Rehabilitasi Narkoba di Madani
(Anda
Bertanya, Madani Melayani)
Saudari SS Bertanya:
Assalamualaikum wr. wb.
Kepada
Yth.
Pengurus
Madani Mental Health Care Foundation
Saya
sedang mencari info mengenai tempat rehabilitasi narkoba untuk kerabat saya dan
saya menemukan info mengenai Madani ini dari internet.
Mengenai
program saya sangat tertarik di Madani ini karena tidak hanya fokus bagaimana pemakai
bisa pulih (biologis), tetapi juga dari sisi psikologis, sosial, dan spiritual
juga ditempa.
Tapi,
yang ingin saya tanyakan dan takut menjadi kendala yaitu mengenai biaya. Berkenankah
Madani memberi tahu berapa besaran biaya untuk proses rehabilitasi di Madani?
Senin, 06 Juni 2016
Gejala Sakaw Pecandu Kokain
Kokain Membunuhmu! |
NARKOBACANDU.BLOGSPOT.CO.ID - Para pecandu narkoba jenis kokain adalah mereka
yang hidupnya telah berada dalam penjara kokain. Hidup-matinya menjadi sangat
bergantung pada kokain. Jika pada suatu hari tubuhnya menagih tapi ia tidak
segera mendapatkan kokain maka ia akan mengalami berbagai gejala fisik dan
psikis yang sangat menyiksa dan menyakitkannya.
Istilah di
atas dikenal dalam dunia medis dengan sebutan “Sindrom Putus Kokain”/sakaw. Berikut
adalah beberapa gejala putus zat yang dialami pecandu kokain:
1) Gangguan mimpi
bertambah, sukar tidur (insomnia), tidur menjadi semakin berkurang, dan tidak
lagi berkualitas.
2) Merasa
lelah, lesu, tak berdaya, dan hilang semangat.
3) Depresi,
murung, sedih, susah untuk merasa senang, senang untuk merasa susah, selalu merasa
bersalah dan berdosa tanpa alasan logis, cenderung memiliki keinginan untuk
bunuh diri.
Kondisi
sakaw di atas biasanya diatasi oleh pecandu narkoba kokain dengan menambah
takaran atau dosis pemakaian narkoba kokain dari sebelumnya. Namun, semakin
bertambah dosis pemakaiannya maka akan semakin bergantung hidupnya pada zat
bernama kokain tersebut.
Senin, 23 Mei 2016
Program Penjangkauan Bahaya Penyalahgunaan Miras dan Narkoba di Jonggol
Suasana program penjangkauan "Sahabat Madani" di Jonggol. |
narkobacandu.blogspot.co.id
– Jam di ruang Ustadz (Ust.) menunjukan
pukul 06.35 WIB. Sambil menunggu kedatangan Ust. Samsul dan Ust. Ade yang masih
dalam perjalanan menuju Panti
Rehabilitasi Narkoba, Madani Mental Health Care, Ust. Yuki memastikan lagi
pelengkapan yang akan dibawa benar-benar sudah lengkap. Dari sound, kabel rol,
spanduk, alat tes urin, bundle calon santri, buku Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari,
Psikiater, dan tentunya tikar untuk alas. Sebab, konsep tempat acaran adalah
duduk lesehan.
Beberapa
menit kemudian, Ust. Ade dan Ust. Samsul pun datang. Tidak menunggu lama
kamipun langsung berangkat menuju parkiran mobil sambil membawa perlengkapan
yang sudah kami persiapkan sebelumnya.
Tepat
pukul 07.05 WIB, kami berangkat menuju lokasi “Program Penjangkauan Bahaya
Penyalahgunaan Miras dan Narkoba” di Jonggol, kabupaten Bogor. Program
penjangkauan ini diperuntukkan bagi para sahabat Madani yang terlibat dalam
masalah penyalahgunaan miras dan narkoba.
Kamis, 05 Mei 2016
Gangguan Kesehatan Pecandu Putaw
NARKOBACANDU.BLOGSPOT.CO.ID
– Semua jenis narkoba, bagaimana pun cara memakainya, berapa lama pun seseorang
mengkonsumsinya akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia.
Narkoba
jelas-jelas merusak manusia. Oleh karena itu, jangan sampai terlintas
sedikitpun dalam benak kita untuk berani-berani mencobanya. Sekali mencoba,
akan sangat sulit untuk melepaskan diri dari cengkramannya.
Termasuk
kali ini salah satu jenis narkoba yaitu putaw, yang akan saya uraikan dampak
buruknya bagi manusia yang telah ketagihan dan bergantung padanya:
1)
Perilaku
Maladaptif
Pecandu
narkoba jenis putaw ini akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan
lingkungannya. Akibatnya, pecandu putaw akan cenderung mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas belajar atau pekerjaannya, hilang fungsi sosialnya,
paranoid (mudah menaruh curiga pada setiap orang), dan sering mengalami
ketakutan yang tidak memiliki alasan.
Minggu, 10 April 2016
Metode Terpadu dalam Panti Rehabilitasi Narkoba
Terapi permainan di Pusat Panti Rehabilitasi Narkoba, Madani Mental Health Care, Jakarta |
Aplikasi berbagai program keagamaan di pusat
panti rehabilitasi bagi para pecandu narkoba merupakan sebuah hal yang tidak
boleh diabaikan begitu saja.
Sebenarnya banyak hal yang menjadi faktor
penunjang untuk meningkatkan kepulihan kesehatan para pecandu narkoba.
Penerapan aplikasi dimensi keagamaan di panti rehabilitasi narkoba memang, hari
ini sudah banyak pihak yang menyetujuinya. Namun demikian, masih tetap ada
pihak yang masih saja meragukan bahkan menentang hal tersebut.
Selain itu, beragamnya tinjauan konsep
keagamaan antara pihak Barat dengan Timur, serta Islam, Kristen, dan agama
lainnya. Berjenis-jenisnya korelasi pemahaman keagamaan dengan kesehatan para
pecandu narkoba.
Banyaknya model terapi rehabilitasi pecandu
narkoba. Belum lagi, tak menyeluruhnya penerapan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Ada juga, beragam penerapan terapi spiritual di panti-panti
rehabilitasi narkoba. Serta, beragam manfaat ajaran Islam dalam terapi agama
bagi para pecandu narkoba.
Untuk menjawab semua variasi di atas itulah
maka kemudian lahir sebuah panti rehabilitasi bagi para pecandu narkoba bernama
Madani Mental Health Care yang memiliki kemampuan untuk meracik dan memadukan
semua unsur biologis-psikologis-sosial (kemasyarakatan)-spiritual tersebut demi
memulihkan kesehatan para pecandu narkoba secara total.
Clinebell (1981) mengatakan, agama dapat
menjadikan kehidupan para pecandu narkoba dalam kondisi yang nyaman dan
tentram. Sehingga ketika pada suatu hari ia mendapatkan masalah dalam hidupnya,
apalagi ia sampai pada kondisi stres, ia tidak kembali lagi mengonsumsi
narkoba.
Selasa, 05 April 2016
Mencegah Kekambuhan Pecandu Narkoba
Jangan sampai relaps narkoba! |
Proses pemulihan para pasien pecandu narkoba
mendapatkan halangan dikarenakan simpang siurnya teori dasar dalam mekanisme
munculnya kecanduan narkoba pada seseorang. Alhasil program rehabilitasi
terhadap para pecandu narkoba pun memiliki berbagai metode dan terapi.
Sebagian pihak berpendapat bahwa pecandu
narkoba hanya mempunyai problem kecanduan secara biologis, atau cuma probem
psikologis, cuma problema sosiologis, dan sebagian yang lain beranggapan
kecanduan narkoba hanya problem spiritual/moral.
Terpecahnya metode rehabilitasi untuk para
pecandu narkoba inilah yang bagi Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater
justru menjadi alasan melambungnya jumlah angka relaps (kambuh) pada pasien
pecandu narkoba setelah mereka menyelesaikan program rehabilitasi narkobanya.
Oleh karena itu, metode dan paradigma
rehabilitasi narkoba yang terpadu (holistik) sudah saatnya untuk diterapkan di
berbagai tempat-tempat pusat panti rehabilitasi narkoba. Howard Clinebell
berpendapat pada makalahnya “Basic Spiritual Need: The Role of Religion In the
Prevention and Treatment of Addictions the Growth and Counseling Prespectives”,
para pasien pecandu narkoba mempunyai problema pada kesehatan spiritualnya.
Konsistensi pada ajaran agama (terapi spiritual)
bisa mencegah seorang pecandu narkoba dari faktor relaps (kambuh) memakai
narkoba lagi. Kendler pada penelitiannya “Religion, Psychopatology, and
Substances Use and Abuse”, dimensi agama memiliki fungsi yang tidak boleh
diabaikan dalam proses rehabilitasi dan terapi bagi pasien pecandu narkoba.
Penelitian Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari,Psikiater ikut mendukung berbagai pendapat di atas. Ia menyampaikan dalam
penelitian “Pendekatan Psikiatrik Klinis Pada Penyalahgunaan Zat”, korelasi
dimensi beragama dengan faktor relaps sangat bergantung pada seberapa
berkomitmenkah seseorang pada ajaran agama yang ia yakini.
Sehingga perpaduan dimensi
biologis-psikologis-sosiologis-spiritual (BPSS) dapat meminimalisir seorang
pecandu narkoba untuk relaps hingga pada angka 12,21%. Apalagi kalau pasien
dapat konsisten menjalankan ajaran ibadah dalam agamanya maka angka
kekambuhannya dapat lebih kecil hingga mencapai 6,82%.
Lain hasilnya, menurut Pattison pada 1980,
jika pasien pecandu narkoba tidak dapat menjalankan dan berkomitmen dalam
beragama, maka potensi dia akan menggunakan narkoba meningkat tajam menjadi
43,9%.
Senin, 04 April 2016
Terapi Detoksifikasi Pecandu Narkoba
Narkoba Membunuh Manusia |
Terapi detoksifikasi ini haruslah tanpa zat yang mengandung unsur narkoba lainnya atau yang merupakan turunan dari narkoba seperti: metadhone, subutex, tramal, tramadol, tradosix, codein, dan zat lain yang akibatnya (dampaknya) mirip.
Adapun proses terapi detoksifikasi tersebut adalah sebagai Metode detoksifikasi ini berlaku bukan hanya bagi opiat/heroin/putaw, tetapi juga berlaku untuk berbagai zat lain seperti ganja (cannabis), kokain, minuman keras/miras atau minuman beralkohol/minol, shabu-shabu/amphetamine/ekstasi/inex dan berbagai zat adiktif lainnya termasuk juga adalah rokok/tembakau.
Kecanduan dan penyalahgunaan narkoba merupakan bidang psikiatri. Akibat narkoba dapat menimbulkan berbagai gangguan mental dan perilaku. Hal ini disebabkan karena narkoba dapat mengganggu sinyal penghantar saraf (sistem neuro-transmitter) dalam susunan saraf pusat yang ada di otak seorang pecandu narkoba. Sehingga, terganggulah fungsi kognitif (alam pikiran/memori), fungsi afektif (alam perasaan/mood), dan fungsi psikomotor (perilaku).
Selain daripada itu, pada para pecandu narkoba sering dijumpai komplikasi medik seperti kelainan paru-paru, lever, jantung, ginjal, dan pada berbagai organ tubuhnya yang lain sehingga membuat hidupnya sangat menderita selama masih hidup di dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)