(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-10 Bersama Bunda Meilani
Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
narkobacandu.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Anak
kita yang kena masalah narkoba ini kadang suka merayu kita, ‘Bu/Pak teman saya
ini adalah teman terbaik yang pernah saya temui sepanjang saya mengarungi
kehidupan. Teman saya inilah yang selalu ngajak saya makan bareng. Dia kerjanya
bagus di kantor. Dia selalu ngengetin aku. Jadi, kalau saya mau pergi ke
manapun saya maunya bersama dia’.
Tidak tahunya temannya yang ia angkat-angkat itu adalah seorang bandar. Ketahuan bandarnya dari mana? Suatu hari ketika temannya itu ketangkap polisi, saya yang harus mewawancarainya. Loh!!!???
Kita selalu menghadapi kondisi yang
serba salah dengan anak dengan masalah narkoba ini. Belum lagi ketika dia
menghadapi stigma. Ditambah peran media yang ikut membebaninya terhadap masalah
stigma ini.
Anak saya juga mengalami stigma ini.
Ceritanya anak perempuan saya menikah. Itu kembang pernikahan belum kering
sudah muncul masalah. Puncaknya ketika anak perempuan saya hendak pergi bulan
madu dengan suaminya.
Tiba-tiba dia pulang. Nangis dan
menjerit sejadi-jadinya di kamarnya. Ketika saya menghampirinya. Saya belum
bicara apa-apa, dia malah bilang mau cerai dengan suaminya. Dia bilang dia
sudah nggak kuat lagi.
Saya kan jadi berpikir yang macam-macam.
Ini anak diapain sama suaminya. Baru dua hari menikah tahu-tahu dia minta
cerai. Setelah saya tanya lagi ternyata anak perempuan saya ini tidak terima
terhadap stigma yang diberikan suaminya itu terhadap kakaknya yang terkena
masalah narkoba.
Rupanya sebelum mereka berdua menikah,
si anak kesayangan saya ini minjam mobil antik calon adik iparnya. Dia bilang
dia lagi ada kerjaan, ada sesi foto dengan mobil antik.
Namanya mobil antik, tentu saja itu
adalah sebuah koleksi. Maka dikasih pinjamlah ia oleh calon adik iparnya itu.
Padahal mobil itu rencananya mau dipakai untuk mobil iring-iringan pengantin.
Ternyata pas hari H ia tidak nongol.
Untung sekarang teknologi sudah canggih
sehingga meski ia tidak hadir ketika adiknya menikah ia tetap ada di dalam foto
bersama setelah foto keluarga tersebut diedit. Memang dia setiap acara foto
keluarga tidak pernah hadir tapi tetap ada di dalam foto tersebut.
Setelah pesta pernikahan itu barulah si
suami bertanya perihal keberadaan mobil antiknya kepada istrinya yang merupakan
juga anak perempuan saya itu. Di situlah suaminya mengeluarkan kata-kata kasar
terhadap kakak iparnya yang tidak berkenan di hati anak perempuan saya.
Padahal meski terkena masalah narkoba ia
tetap merupakan kakak yang paling disayangi oleh anak perempuan saya. Nah,
sampai begitu. Sampai keluarga mau hancur gara-gara ada salah satu anggota
keluarga yang menjadi pecandu narkoba.
Itu contoh dampak dari stigma terhadap
para pecandu narkoba. Al hamdulillah sekarang mereka berdua tetap utuh
sebagai sebuah keluarga. Sampai hari ini anak perempuan saya dan suaminya sudah
memiliki dua anak.”
(Mohamad Istihori, Senin, 8 Mei 2017)
Catatan Terkait :
Catatan Terkait :
Catatan 1 dari 19 : Belajar dari Acara Wisuda di Malaysia Bagi Para Mantan Pengguna Narkoba
Catatan 2 dari 19 : 14 Masalah Keluarga yang Ditimpa Narkoba
Catatan 3 dari 19 : Konflik Keluarga Ketika Anak Terkena Narkoba
Catatan 4 dari 19 : Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
Catatan 5 dari 19 : Menjaga Pemulihan Selama Hayat Masih di Kandung Badan
Catatan 6 dari 19 : “Hilang Satu Nggak Apa-Apa Deh, Bu!”
Catatan 7 dari 19 : Kekuatan Keluarga di Indonesia dan Pengakuan Dunia
Catatan 8 dari 19 : Recovery is Number One
Catatan 9 dari 19 : Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
Catatan 11 dari 19 : Empat Kunci Sukses Proses Pemulihan Keluarga dan Korban Pecandu Narkoba
Catatan 12 dari 19 : “Sekarang Dia Bukan Lagi Anak Saya, Dia Sudah Jadi Anak Negara, Pak!”
Catatan 13 dari 19 : Sesering Kita Mengikuti FSKM, Secepat Itulah Proses Pemulihan Kita
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan 15 dari 19 : “Permisi Bapak/Ibu, Anakmu Mau Pake Narkoba Dulu?” #Eh
Catatan 16 dari 19 : Habis Titik Baru Koma, Hujan Rintik-Rintik Bisa Buat Kembali Pake Narkoba?
Catatan 17 dari 19 : Proses Menyamakan Persepsi Itu Susahnya Setengah Mati
Catatan 18 dari 19 : Buanglah “Sampah Perasaan” pada Tempatnya
Catatan 19 dari 19 : “Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar