Oleh: Mohamad Istihori
Jika bukan karena izin Tuhan rasanya
sangat sulit bagi saya untuk percaya bahwa tengah malam seperti ini, pada hari
Ahad, di perkampungan yang cukup jauh dari rumah saya dapat berbincang serius
tapi santai dengan seorang Sahabat Madani.
Sebut saja teman ngobrol saya malam ini adalah EK. Pria berumur sekitar 25 tahun ini bekerja sehari-hari sebagai supir pengangkut material bangunan. EK menceritakan pengalamannya sebagai supir yang setiap hari harus dipalak di tengah jalan oleh para preman berseragam.
Sebenarnya EK sudah mengadukan perihal
pemalakan ini kepada atasannya. Namun, pihak perusahaannya pun tidak dapat
berbuat banyak.
Akhirnya, suka-tidak suka ia harus
menyisihkan uangnya untuk diserahkan secara paksa kepada para preman berseragam
tersebut agar material bangunan yang EK antar dapat sampai tujuan dan EK dapat
kembali ke rumah tanpa kurang satu apapun.
Jauh di lubuk hatinya, EK tetap berharap
pada suatu hari nanti akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. EK tetap
menjalani profesinya seperti sekarang ini karena sampai saat ini belum memiliki
kesempatan lain yang ia anggap lebih baik.
Apalagi sekarang EK sedang menantikan
kelahiran anak pertamanya. Alasan pernikahan ini pula yang membuat EK untuk
berhenti dari kebiasaannya minum minuman keras (miras). Dulu sebelum menikah,
EK kerap mabuk miras setiap kali ia nongkrong bareng teman-temannya. Bahkan
seminggu sebelum menikah EK masih suka mabuk-mabukan.
Dampak negatif/buruk yang EK rasakan
akibat kebiasaannya mabuk miras adalah ia menjadi sering tidak mampu untuk
mengontrol amarahnya. Selain itu, EK juga merasa kepalanya pusing.
EK tentu tak ingin hal ini terus terjadi.
Apalagi kelak kalau ia sudah resmi menjadi seorang ayah yaitu ketika anaknya
terlahir ke dunia. EK juga tidak mau kalau anaknya kelak mengulangi kesalahan
yang telah ia diperbuat yaitu suka mabuk-mabukan.
Tak terasa beberapa jam lagi waktu untuk
sahur akan tiba. Kami pun menyudahi obrolan malam hari ini. Saya sendiri
berharap EK dapat komitmen dengan janji yang ia ucapkan bagi dirinya sendiri
untuk menjadi seorang lelaki yang dapat menjadi teladan bagi anak-anak dan
istrinya.
(Jakarta, 31 Mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar